Laman

Senin, 02 Juli 2012

INDAHNYA HIDUP DI PESANTREN

Pengalaman seru tinggal di asrama pesantren sungguh menyimpan kenangan termanis yang sangat dalam. Ada kebanggaan tersendiri saat  menjadi santri. Bangga karena bisa merasakan kehidupan pesantren yang kata orang terlalu terkekang. Tapi justru sebaliknya. Dunia pesantren itu sungguh indah. Tiada seindah kehidupan selain di asrama pesantren.
Bagi yang tidak merasakan dunia pesantren rasanya bagaikan sayuran tanpa garam. Hambar.
Pesantren jauh dari kesan hidup hanya untuk akhirat saja.
Pesantren jauh dari kesan tidak maju-maju.
Pesantren jauh dari kesan fanatik terhadap satu agama.
Pesantren jauh dari kesan teroris
Ya.. pesantren itu hidup bukan untuktujuan akhirat saja, tapi juga duniawi masih dipikirkan.
Ya.. pesantren itu justru membuat pikiran maju dan lebi barokah -Insya Allah-
Ya.. pesantren itu bisa saling hormat menghormati antar umat beragama
Ya.. pesantren itu bukan belajar jadi teroris.
Banyak buktinya orang yang pernah nyantri baik dalam kurun waktu singkat maupun lama. Tidak hanya masyarakat biasa saja, tapi para ulama, kyai, ustad, pengusahan, guru, dokter, aparatur pemerintahan banyak yang sukses karena pernah mengenyam ilmu dan tinggal di pesantren

Minggu, 06 Mei 2012

HIDUP BERSAMA DI JALAN ALLOH SWT


Islam mengajarkan umatnya untuk saling menasihati, tolong menolong dalam kebaikan, menebar kasih sayang dan silaturahmi. Islam sangat mengecam segala bentuk kekerasan yang dapat menimbulkan korban jiwa, apalagi mereka yang jadi korban adalah orang-orang tidak berdosa.
Aksi teror yang dilakukan sebagian kecil kelompok Islam di negeri Indonesia dengan mengatasnamakan jihad fî sabîlillâh (perang di jalan Allah) tidak berangkat dari ajaran Islam yang benar. Demikian ini karena, jihad bukanlah perang melawan negeri sendiri, jihad bukanlah membunuh orang-orang tak berdosa, jihad adalah berjuang dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ajaran Islam, jihad adalah hidup bersama di jalan Allah Swt.
Jihad bukan hanya perang angkat senjata secara fisik, jihad adalah perang melawan hawa nafsu. Karena sesungguhnya hawa nafsu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali yang diberi rahmat oleh Allah Swt. Rasulallah Saw bersabda: “Berjihadlah menghadapi nafsumu sebagaimana kamu menghadapi musuhmu”. Suatu ketika beliau pulang dari medan pertempuran, lalu beliau bersabda: ”Kita kembali dari jihad terkecil menuju jihad terbesar, yakni jihad melawan hawa nafsu”.
Begitu banyak kejahatan terjadi oleh sebab manusia tidak dapat menahan dan melawan hawa nafsunya sendiri. Dan bukan tidak mungkin, para teroris adalah orang-orang yang tidak dapat menahan hawa nafsunya sendiri. Lalu disinilah pentingnya mengetahui bahwa, perang melawan hawa nafsu merupakan bentuk jihad yang sesungguhnya.
Syaitan dan hawa nafsu selalu mengajak kepada yang ekstrim dan berlebihan. Padahal, sebaik-baik perkara adalah yang ditengah atau moderat. Jihad sebagai sebuah ajaran Islam yang sangat mulia hendaklah tidak dikotori dengan aksi-aksi jihad yang melampaui batas, membunuh siapa saja (termasuk umat Islam) dengan bom bunuh diri.
Terakhir, wahai kalian ”Mujahid dan Dansus 88” yang mengharapkan ibu pertiwi tersenyum, berhentilah saling membunuh, dan mari kita bersama-sama hidup dan beribadah di jalan Allah Swt..!!!

Kamis, 03 Mei 2012


RIYADHOH DZIKIR

RIYADHOH MENURUT BAHASA ARTINYA LATIHAN ATAU OLAHRAGA DAN MENURUT ISTILAH YAITU MELATIH DIRI BERUSAHA AGAR SELALU INGAT KEPADA ALLAH MELALUI DZIKIR, BAIK DENGAN DZIKIR LISAN WALAUPUN QALB (HATI) SEHINGGA FIKIRAN KITA AKAN SELALU MENGINGAT-NYA



Dzikir Kolbu.  Pada tahap ini yang berdzikir adalah hati, atau kolbu.  Supaya kolbu lebih “hidup” dalam arti dapat merasakan Kehadiran Illah, Robb.
Dalam menjalani Jalan yang Suci ini, kedudukan dzikir kolbu adalah sangat  strategis karena pada tahap inilah kolbu benar-benar dilatih dan dipersiapkan untuk menerima Pancaran nur ilahi Dan tentu saja untuk dipantulkan kembali, atas ijin Allah Ta’ala. Di awali dengan dzikir lisan, dzikir nafas,  baru kemudian kita  memasuki dzikir Kolbu. Ambil posisi yang nyaman, duduk atau tiduran juga boleh, diusahakan dalam melaksanakan nya untuk tidak bergerak sama sekali.
Kita dzikir lisan, kemudian Dzikir Nafas, perlahan-lahan bacaan nya kita ucapkan dalam hati seiring dengan irama nafas kita, jangan dipercepat ataupun diperlambat. Tidak ada batasan jumlah atau waktunya. Sampai Kolbu merasakan sesuatu yang sangat berbeda.

MENSYUKURI NIKMAT

Dengan menyebut nama-MU ya Allah, aku berlindung kepada-Mu.jauhkan aku dr segala sesuatu yg dpt menyebabkan Engkau menjauh dariku. Limpahkanlah Sholawat dan salam kepada utusanmu, nabi Muhammad SAW.
Ya Rabb, maafkan aku yg kadang lalai dalam mengingatMu, terlalu sibuk dg urusan duniaku, padahal Engkau tidak lengah dalam mengawasi hambaMu, Engkau tidak pernah lupa memberikan rizki kepada seluruh mahluk yg Kau ciptakan, sekalipun diantara kami banyak yg durhaka kepadaMU, tapi Engkau tetap memberikan Rizki tanpa pilih kasih sekalipun selalu berbuat nista.
Ya Rabb, Engkaulah yg berhak atas diriku, karena itu kupasrahkan segala urusanku kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku, maafkan semua kekhilafanku dan karuniakan kepadaku kebaikan dunia dan Akhirat

AL - QOMARIAH BANI HUSEN CIKOLAM: Jangan Tertipu dengan Kenikmatan Dunia!Ketahuilah,...

AL - QOMARIAH BANI HUSEN CIKOLAM: Jangan Tertipu dengan Kenikmatan Dunia!Ketahuilah,...: Jangan Tertipu dengan Kenikmatan Dunia! Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan...

Jangan Tertipu dengan Kenikmatan Dunia!
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (TQS al-Hadid [57]: 20).

Kesenangan dunia kadang melenakan. Tak sedikit manusia yang terlena olehnya. Seolah dunia adalah segala-galanya sehingga seluruh hidupnya dicurahkan untuk meraihnya. Untuk itu, mereka pun lupa dan lalai mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Padahal, suatu saat mereka harus berpisah dengan kehidupan dunia. Segala kenikmatan dan kesenangan dunia pun berakhir. Sementara mereka tak memiliki bekal untuk akhirat. Ketika itu terjadi, yang muncul adalah penyesalan tak berujung.
Agar tiada ada penyesalan, maka kehidupan dunia harus dipahami dengan benar. Ayat ini memberikan penjelasan yang benar mengenai hakikat kehidupan dunia.

Hanya Permainan dan Perhiasan
Allah SWT berfirman: I’lamû annamâ al-hayâh al-dun-yâ la’ib wa lahw wa zînah (ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, dan perhiasan). Kandungan ayat ini merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya. Dalam ayat sebelumnya diberitakan mengenai adanya dua golongan manusia. Pertama, orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan rasul-Nya. Dan kedua, orang-orang yang ingkar dan mendustakan ayat-ayat Allah. Mereka ini dipastikan menjadi penghuni neraka.
Kemudian dalam ayat ini dijelaskan tentang hakikat kehidupan dunia. Disebutkan bahwa kehidupan dunia tak lebih sebagai la’ib[un] wa lahw[un] wa zînat[un] (permainan, sesuatu yang melalaikan, dan perhiasan).
Menurut al-Biqai, al-la’ib berarti ta’ib lâ tsamrah lahu (keletihan yang tidak memberikan hasil). Sesuatu yang batil seperti mainan anak-anak. Al-Alusi juga mengatakan, ungkapan tersebut untuk menggambarkan bahwa dunia merupakan sesuatu yang remeh. Sesuatu yang tidak akan membuat tertarik orang-orang berakal, apalagi merasa tenteram. Sebab, dunia adalah permainan yang tidak menghasilkan sesuatu kecuali keletihan.
Adapun al-lahw, menurut al-Biqa’i, adalah sesuatu yang menyenangkan manusia, hingga dapat melalaikan dan memalingkan dari perkara yang berguna, kemudian berakhir seperti permainan anak-anak muda.
Sedangkan zînah adalah sesuatu yang menyenangkan mata dan jiwa seperti halnya perhiasan perempuan. Menurut Abdurrahman al-Sa’di, perhiasan tersebut menghiasi pakaian, makanan, minuman, kendaraan, tempat tinggal, istana, dan kehormatan. Allah SWT berfirman: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang (TQS Ali Imran [3]: 14).
Di samping itu juga: wa tafâkhur baynakum (dan bermegah-megah antara kamu). Kata al-tafâkhur berarti al-takabbur, yakni saling berlomba-lomba, memamerkan, dan membanggakan diri dengan harta, nasab, kemuliaan, dan kedudukan mereka. Rasulullah SAW bersabda: Empat perkara pada umatku yang termasuk perkara jahiliyyah yang tidak mereka tinggalkan adalah berbangga-bangga dalam ahsâb (kemuliaan leluhur)(HR Muslim dan Ahmad).
Disebutkan pula: wa takâtsur fî al-amwâl wa al-awlâd (serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak). Artinya, masing-masing orang menginginkan lebih banyak daripada yang lain dalam harta dan anak-anak. Demikian Abdurrahman al-Sa’di dalam tafsirnya.
Menurut sebagian mufassir, sebagaimana dikutip Ibnu al-Jauzi dalam Zâd al-Masîr, apa yang disebutkan dalam ayat ini adalah keadaan orang kafir terhadap kehidupan dunia.

Akan Lenyap Tak Bersisa
Setelah tentang kehidupan dunia, kemudian diberitakan bahwa semua kesenangan dan kebanggaan mereka itu akan lenyap tak bersisa. Realitas ini digambarkan dalam kalimat selanjutnya: Kamatsali ghayts a’jaba al-kuffâr nabâtuhu (seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani). Menurut al-Razi, kata al-ghayts berarti al-mathar (hujan). Ini sebagaimana disebutkan dalam QS al-Kahfi [18]: 45. Sedangkan yang dimaksud dengan al-kuffâr di sini, ada dua pendapat. Pertama, bermakna al-zurrâ’ (petani). Para petani itu terpesona dengan tanaman-tanaman yang tumbuh subur akibat hujan lebat. Menurut al-Azahari, orang Arab menyebut petani sebagai al-kâfir karena menutup benih yang ditanam dalam tanah. Kedua, orang-orang yang ingkar kepada Allah SWT. Mereka jauh lebih terpesona terhadap keindahan dunia dan isinya dibandingkan kaum Mukmin. Penyebabnya, mereka tidak melihat kebahagiaan lain selain kehidupan dunia.
Tanaman yang terlihat subur, hijau, dan memesona tersebut kemudian berubah. Allah SWT berfirman: tsumma yahîju fatarâhu mushfarr[an] (kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning). Katayahîju berarti yajiffu wa yaybasu (kering) setelah berwarna. Sedangkan fatarâhu mushfarr[an] menggambarkan bahwa tanaman tersebut telah berubah; yang sebelumnya hijau dan segar menjadi kuning dan layu. Demikian penjelasan al-Syaukani dalam tafsirnya Fat-h al-Qadîr.
Bahkan lebih dari itu: tsumma yakûnu khuthâm[an] (kemudian menjadi hancur). Al-Syaukani memaknai frase ini sebagai futât[an] hasyîm[an] mutakassir[an] mutahathim[an] (hancur,  remuk, dan berkeping-keping). Dengan demikian, kehidupan dunia diumpamakan seperti tanaman yang memesona orang-orang yang melihatnya karena warnanya yang hijau dan amat menyenangkan. Namun tak lama kemudian hancur seolah-olah tidak pernah ada.

Kehidupan Akhirat
Setelah diingatkan tentang hakikat kehidupan dunia, kemudian dijelaskan mengenai keadaan di akhirat. Di akhirat kelak hanya ada dua keadaan. Pertama, azab yang pedih. Allah SWT berfirman: Wa fî al-âkhirah ‘adzâb syadîd (dan di akhirat [nanti] ada adzab yang keras). Azab yang pedih tersebut ditimpakan kepada orang-orang yang mengingkari Allah SWT dan ayat-ayat-Nya. Juga orang-orang yang tertipu dengan gemerlap dunia dan melupakan akhirat.
Dan kedua, ampunan dan ridha-Nya. Allah SWT berfirman: wa maghafirah minal-Lâh wa ridhwân (dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya). Ampunan dan ridha Allah SWT itu diberikan kepada para walinya danahl al-thâ’atihi (pelaku ketaatan kepada-Nya).  Hal ini juga dtegaskan dalam banyak ayat, seperti QS al-Mulk [67]: 12.
Di akhir ayat ini kembali ditegaskan: wa mâ al-hayâh al-dun-yâ illâ matâ’ al-ghurûr (dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu). Dalam kehidupan kehidupan dunia memang terdapat kesenangan dan kenikmatan. Namun semua itu merupakan ujian dan cobaan bagi manusia. Jika manusia terpedaya dengan ujian dan cobaan tersebut; habisan-habisan mengejarnya hingga melupakan akhirat, maka dia telah tertipu. Di akhirat mendapatkan siksa yang pedih.
Namun sebaliknya, jika kenikmatan tersebut digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan pahala dan ridha-Nya, maka dia telah sukses menghadapi cobaan tersebut. Said bin Jubair berkata, “Dunia merupakan kesenangan yan menipu apabila melalaikan kamu dari mencari ke akhirat. Ada pun jika mengajakmu kepada mencari ridha Allah dan akhirat, maka itu sebaik-baik wasilah (sarana).”
Inilah pandangan yang benar tentang hakikat kehidupan. Jangan sampai menjadi orang yang tertipu dengan gemerlap dunia, melupakan akhirat! Wal-Lâh a’lam bi al-shawâb
Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, tidak dapat dipisahkan dengan Islam, terutama di daerah Rajadesa , tepatnya di desa rajadesa Kecamatan Rajadesa  merupakan wilayah Para Santri.


Di Rajadesa Tepatnya Di Dusun Jagamulya Cikolam RT 04 RW. 05  telah berdiri Yayasan Al Haidar  Cikolam  dimana di situ terdapat Pendidikan Pondok Pesantren AL qomariah Cikolam Yang di Pimpin Oleh K A MUMU MUALIM
perkembangan lembaga ini semakin sini semakin maju. Apalagi dengan berdirinya Riadoh Dzikir, dimana para orang tua Yang mengikuti Dzikir di lembaga tersebut sering kali berminat Untuk menitipkaan anak anaknya menimba Ilmu . 

Semangat Baru


Pondok Pesantren AL qomariah  memiliki semangat baru untuk memajukan lembaga Pesantren tersebut  Guna memahamkan masyarakat akan Islam dan sekaligus membentengi masyarakat dari serangan budaya dan pemikiran yang tidak islami dari barat. 

Saat ini di tanah wakaf tersebut berdiri pula bangunan Masjid. Untuk melancarkan kegiatan pendidikan dan pembinaan sekarang sudah dibangun 2 ruangan untuk kegiatan belajar mengajar, satu Masjid  untuk shalat dan Kegiatan riadoh Dzikir . 8 ruang pondok putra dan 4 ruang pondok putri. Di samping itu, di kompleks yayasan ini menyediakan pula fasilitas sederhana dan proporsional yang berupa  kantin, dan fasilitas lainnya.

Tekad Al Qomariah


Al Qomariah cikolam  bertekad menjadikan Al qomariah  sebagai pencetak santri yang berkualitas, baik dari segi tsaqafah islamiyah, kehandalan, berwawasan luas, kesungguhan dan konsisten dalam berjuang, serta memiliki ketrampilan. 

Oleh karena itu, santri Al Qomariah Cikolam  dibekali dengan pengajian kitab kuning, di antaranya tafsir, ushul fiqih, ilmu hadits, . Dan ilmu alat membaca kitab kuning, di antaranya nahwu, sharaf. Di samping penyiapan santri untuk menguasai tsaqafah Islam, ponpes juga menyiapkan kemampuan berbahasa Arab . 

Sementara itu dalam membentuk pola pikir santri sebagai pemegang tongkat estafet dari para ulama warasatul anbiya' yang memahami aqidah dan syariah kaffah dalam bingkai khilafah ponpes pun mengemas beberapa program. Di antaranya adalah program MSI (mentoring santri ideal )dan DSI (dauroh santri idaman) serta forum munaqosah usbu'iyah/kajian – diskusi mingguan, muhadlarah.

Sedangkan untuk kemandirian secara ekonomi, santri pun dibekali ketrampilan untuk berternak, bertani, 
Di samping program untuk membina internal, Al Qomariah   juga menjalankan program untuk lingkungan sekitar dengan program sosial kemasyarakatan sebagai upaya membangun kedekatan, kebersamaan dan bukti ponpes merupakan bagian dari masyarakat.  


Rabu, 25 April 2012

PST ALQOMARIAH BANI HUSEN RAJADESA: Pengertian Pondok Pesantren

PST ALQOMARIAH BANI HUSEN RAJADESA: Pengertian Pondok Pesantren: Pengertian pesantren  berasal dari kata santri dgn awalan pe-dan akhiran an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yg dikut...

Pengertian Pondok Pesantren


Pengertian pesantren berasal dari kata santri dgn awalan pe-dan akhiran an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yg dikutip oleh Haidar Putra Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yg belajar agama Islam sehingga dgn demikian pesantren mempunyai arti tempat orang berkumpul utk belajar agama Islam. Ada juga yg mengartikan pesantren adl suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yg bersifat “tradisional” utk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian (2004: 26-27).
Dalam kamus besar bahas Indonesia pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adl lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa tinggal di pondok (asrama) dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting moral dalam kehidupan bermasyarakat (Fenomena 2005: 72).
Pondok pesantren secara definitif tak dapat diberikan batasan yg tegas melainkan terkandung fleksibilitas pengertian yg memenuhi ciri-ciri yg memberikan pengertian pondok pesantren. Jadi pondok pesantren belum ada pengertian yg lbh konkrit krn masih meliputi beberapa unsur utk dapat mengartikan pondok pesantren secara komprehensif (Artikel 1).
Maka dgn demikian sesuai dgn arus dinamika zaman definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau pada tahap awal pesantren diberi makna dan pengertian sebagai lembaga pendidikan tradisional tetapi saat sekarang pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional tak lagi selama benar.

Tipologi Pondok Pesantren

Seiring dgn laju perkembangan masyarakat maka pendidikan pesantren baik tempat bentuk hingga substansi telah jauh mengalami perubahan. Pesantren tak lagi sesederhana seperti apa yg digambarkan seseorang akan tetapi pesantren dapat mengalami perubahan sesuai dgn pertumbuhan dan perkembangan zaman.
Menurut Yacub yg dikutip oleh Khozin mengatakan bahwasa ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologi yaitu :
  • Pesantren Salafi yaitu pesantren yg tetap mempertahankan pelajaran dgn kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum. Model pengajarannyapun sebagaimana yg lazim diterapkan dalam pesantren salaf yaitu dgn metode sorogan dan weton.
  • Pesantren Khalafi yaitu pesantren yg menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi) memberikan ilmu umum dan ilmu agama serta juga memberikan pendidikan keterampilan.
  • Pesantren Kilat yaitu pesantren yg berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat dan biasa dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan ibdah dan kepemimpinan. Sedangkan santri terdiri dari siswa sekolah yg dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan dipesantren kilat.
  • Pesantren terintegrasi yaitu pesantren yg lbh menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan sebagaimana balai latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja dgn program yg terintegrasi. Sedangkan santri mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja. (2006:101)
Sedangkan menurut Mas’ud dkk ada beberapa tipologi atau model pondok pesantren yaitu :
  • Pesantren yg mempertahankan kemurnian identitas asli sebagai tempat menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh fi-I-din) bagi para santrinya. Semua materi yg diajarkan dipesantren ini sepenuh bersifat keagamaan yg bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab (kitab kuning) yg ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Pesantren model ini masih banyak kita jumpai hingga sekarang seperti pesantren Lirboyo di Kediri Jawa Timur beberapa pesantren di daeah Sarang Kabupaten Rembang Jawa tengah dan lain-lain.
  • Pesantren yg memasukkan materi-materi umum dalam pengajaran namun dgn kurikulum yg disusun sendiri menurut kebutuhan dan tak mengikuti kurikulum yg ditetapkan pemerintah secara nasional sehingga ijazah yg dikeluarkan tak mendapatkan pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal.
  • Pesantren yg menyelenggarakan pendidikan umum di dalam baik berbentuk madrasah (sekolah umum berciri khas Islam di dalam naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS) dalam berbagai jenjang bahkan ada yg sampai Perguruan Tinggi yg tak hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan meliankan juga fakultas-fakultas umum. Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur adl contohnya.
  • Pesantren yg merupakan asrama pelajar Islam dimana para santri belajar disekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi diluarnya. Pendidikan agama dipesantren model ini diberikan diluar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua santrinya. Diperkirakan pesantren model inilah yg terbanyak jumlahnya. (2002:149-150)

Dinamika Pondok Pesantren

Dalam perspektif sejarah lembaga penidikan yg terutama berbasis di pedesaan ini telah mengalami perjalanan sejarah yg panjang sejak sekitar abad ke 18. seiring denga perjalanan waktu pesantren sedikit demi sedikit maju tumbuh dan berkembang sejalan dgn proses pembangunan serta dinamika masyarakatnya. Ini menunjukkan bahwa ada upaya-upaya yg dilakukan pesantren utk mendinamisir diri sejalan dgn tuntutan dan perubahan masyarakatnya.
Dinamika lembaga pendidikan Islam yg relatif tua di Indonesia ini tampak dalam beberapa hal seperti :
  • Peningkatan secara kuantitas terhadap jumlah pesantren. Tercatat di Departemen Agama bahwa pada tahun 1977 ada 4195 pesantren dgn jumlah santri 677.384 orang. Jumlah tersebut menjadi 5661 pesantren dgn 938.397 santri pada tahun 1981 kemudian meningkat menjadi 15.900 pesantren dgn jumlah santri 59 juta orang pada tahun 1985.
  • Kemampuan pesantren utk selalu hidup ditengah-tengah masyarakat yg sedang mengalami berbagai perubahan. Pesantren mampu memobilisasi sumber daya baik tenaga maupun dana serta mampu berperan sebagai benteng terhadap berbagai budaya yg berdampak negatif. Kenyataan ini juga menunjukkan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yg mempunyai kekuatan utk survive. Dan pesantren juga mampu mendinamisir diri ditengah-tengah perubahan masyarakatnya. Secara sosiologis ini menunjukkan bahwa pesantren masih memiliki fungsi nyata yg dibutuhkan masyarakat. (Khozin2006:149)
Sedangkan perkembangan secara kuantitatif maupun kemampuan bertahan ditengah perubahan tak otomatis menunjukkan kemampuan pesantren utk bersaing dalam memperebutkan peserta didik. Seperti Dhofir mengatakan (1992) bahwa dominasi pesantren di dunia pendidikan mulai menurun secara drastis setelah tahun 1950-an. Salah satu faktor adl lapangan pekerjaaan “modern” mulai terbuka bagi warga Indonesia yg mendapat latihan di sekolah-sekolah umum. Akan tetapi setelah proklamasi kemerdekaan pemerintah lbh memberikan perhatian terhadap sistem pendidikan nasional dgn membangun sekolah-sekolah umum dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa beberapa pesantren ada yg tetap berjalan meneruskan segala tradisi yg diwarisi secara turun temurun tanpa perubahan dan inprovisasi yg berarti kecuali sekedar bertahan. Namun ada juga pesantren yg mencoba mencari jalan sendiri dgn harapan mendapatkan hasil yg lbh baik dalam waktu yg singkat. Pesantren semacam ini adl pesantren yg menyusun kurikulum berdasarkan pemikiran akan kebutuhan santri dan masyarakat sekitarnya.
Maka dari pada itu apapun motif perbincangan seputar dinamika pesantren memang harus diakui mempunyai dampak yg besar contoh semakin dituntut dgn ada teknologi yg canggih pesantrenpun tak ketinggalan zaman utk selalu mengimbangi dari tiap persoalan-persoalan yg terkait dgn pendidikan maupun sistem di dalam pendidikan itu sendiri mulai dari sisi mengaji ke mengkaji. Itupun merupakan sebuah bukti konkrit di dalam pesantren itu sendiri bahwa mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Karena pesantren tak akan pernah mengalami statis selama dari tiap unsur-unsur pesantren tersebut bisa menyikapi dan merespon secara baik apa yg paling aktual.

Selasa, 24 April 2012

ANJURAN ILMU DALAM ISLAM


Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu.
Dalam surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (‘Allamahu al-Bayan) bagi umat Islam. Dalam agama-agama lain selain Islam kita tidak akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan adalah perintah untuk belajar.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah mengajarkan kita dengan qalam – yang sering kita artikan dengan pena.
Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada orang lain. Kata Qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit. Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih banyak. Seperti pada zaman sekarang, komputer dan segala perangkatnya termasuk internet bisa diartikan sebagai penafsiran kataqalam.
Dalam surat Al-‘Alaq, Allah Swt memerintahkan kita agar menerangkan ilmu. Setelah itu kewajiban kedua adalah mentransfer ilmu tersebut kepada generasi berikutnya. Dalam hal pendidikan, ada dua kesimpulan yang dapat kita ambil dari firman Allah Swt tersebut; yaitu Pertama, kita belajar dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya. Kedua, berkenaan dengan penelitian yang dalam ayat tersebut digunakan kataqalam yang dapat kita artikan sebagai alat untuk mencatat dan meneliti yang nantinya akan menjadi warisan kita kepada generasi berikutnya.
Dalam ajaran Islam, baik dalam ayat Qur’an maupun hadits, bahwa ilmu pengetahuan paling tinggi nilainya melebihi hal-hal lain. Bahkan sifat Allah Swt adalah Dia memiliki ilmu yang Maha Mengetahui. Seorang penyair besar Islam mengungkapkan bahwa kekuatan suatu bangsa berada pada ilmu. Saat ini kekuatan tidak bertumpu pada kekuatan fisik dan harta, tetapi kekuatan dalam hal ilmu pengetahuan. Orang yang tinggi di hadapan Allah Swt adalah mereka yang berilmu.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad Saw menganjurkan kita untuk menuntut ilmu sampai ke liang lahat. Tidak ada Nabi lain yang begitu besar perhatian dan penekanannya pada kewajiban menuntut ilmu sedetail nabi Muhammad Saw. Maka bukan hal yang asing jika waktu itu kita mendengar bahwa Islam memegang peradaban penting dalam ilmu pengetahuan. Semua cabang ilmu pengetahuan waktu itu didominasi oleh Islam yang dibangun oleh para ilmuwan Islam pada zaman itu yang berawal dari kota Madinah, Spanyol, Cordova dan negara-negara lainnya. Itulah zaman yang kita kenal dengan zaman keemasan Islam, walaupun setelah itu Islam mengalami kemunduran. Di zaman itu, di mana negara-negara di Eropa belum ada yang membangun perguruan tinggi, negara-negara Islam telah banyak membangun pusat-pusat studi pengetahun. Sekarang tugas kita untuk mengembalikan masa kejayaan Islam seperti dulu melalui berbagai lembaga keilmuan yang ada di negara-negara Islam.
Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya. Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman. Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut denganAl-Madinah al-Fadhilah.
Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar. Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.
Ajaran agama Islam yang menekankan kewajiban menuntut ilmu tanpa mengenal gender. Karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan setiap ilmu pasti bemanfaat. Kalau kita dapati ilmu yang tidak bermanfaat, hal itu karena faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sedangkan ilmu itu sendiri pasti sesuatu yang bermanfaat.